Syafruddin Prawiranegara presiden yg terlupakan

Kamis, 21 Juni 2012







Syafruddin Prawiranegara, atau juga ditulis Sjafruddin Prawiranegara (Banten, 28 Februari 1911 - 15 Februari 1989) adalah pejuang pada masa kemerdekaan Republik Indonesia yang juga pernah menjabat sebagai Presiden/Ketua PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia) ketika pemerintahan Republik Indonesia di Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda saat Agresi Militer Belanda II 19 Desember 1948.

Perjalanan hidup


Dua kali menjadi menteri keuangan, satu kali menteri kemakmuran, dan satu kali wakil perdana menteri, Syafrudin Prawiranegara akhirnya memilih lapangan dakwah sebagai kesibukan masa tuanya. Dan, ternyata, tidak mudah. Berkali-kali bekas tokoh Partai Masyumi ini dilarang naik mimbar. Juni 1985, ia diperiksa lagi sehubungan dengan isi khotbahnya pada hari raya Idul Fitri 1404 H di masjid Al-A'raf, Tanjung Priok, Jakarta.

"Saya ingin mati di dalam Islam. Dan ingin menyadarkan, bahwa kita tidak perlu takut kepada manusia, tetapi takutlah kepada Allah," ujar ketua Korp Mubalig Indonesia (KMI) itu tentang aktivitasnya itu.


Namanya sangat populer pada 1950-an. Pada Maret 1950, misalnya, selaku Menteri Keuangan dalam Kabinet Hatta, ia melaksanakan pengguntingan uang dari nilai Rp 5 ke atas, sehingga nilainya tinggal separuh. Kebijaksanaan moneter yang banyak dikritik itu dikenal dengan julukan Gunting Syafruddin. Namun, Syafruddin juga yang membentuk pemerintahan darurat RI, ketika Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta ditangkap dan diasingkan oleh Belanda ke Pulau Bangka, 1948. "Atas usaha Pemerintah Darurat, Belanda terpaksa berunding dengan Indonesia. Akhirnya, Soekarno dan kawan-kawan dibebaskan dan kembali ke Yogyakarta," tuturnya.


Di masa kecilnya akrab dengan panggilan "Kuding", dalam tubuh Syafruddin mengalir darah campuran Banten dan Minang. Buyutnya, Sutan Alam Intan, masih keturunan Raja Pagaruyung di Sumatera Barat, yang dibuang ke Banten karena terlibat Perang Padri. Menikah dengan putri bangsawan Banten, lahirlah kakeknya yang kemudian memiliki anak bernama R. Arsyad Prawiraatmadja. Itulah ayah Kuding yang, walaupun bekerja sebagai jaksa, cukup dekat dengan rakyat, dan karenanya dibuang Belanda ke
Jawa
Timur.
 Kuding, yang gemar membaca kisah petualangan sejenis Robinson Crusoe, memiliki cita-cita tinggi -- "Ingin menjadi orang besar," katanya. Itulah sebabnya ia masuk Sekolah Tinggi Hukum (sekarang Fakultas Hukum Universitas Indonesia) di Jakarta (Batavia). Di tengah kesibukannya sebagai mubalig, bekas gubernur Bank Sentral 1951 ini masih sempat menyusun buku Sejarah Moneter, dengan bantuan Oei Beng To, direktur utama Lembaga Keuangan Indonesia.

Dari delapan anaknya, Syafruddin mempunyai sekitar lima
belas cucu. Cucunya ketiga belas lahir di Australia sebagai bayi tabung pertama keluarga Indonesia, 1981. Istrinya, Nyonya T. Halimah Syehabuddin Prawiranegara, wanita kelahiran Aceh, meninggal dunia pada Agustus 2006.

Biodata
* Pendidikan:

1. ELS (1925)

2. MULO,Madiun (1928)
3. AMS, Bandung (1931)
4. Rechtshogeschool, Jakarta (1939)

* Karir:

1. Pegawai Siaran Radio Swasta (1939-1940)

2. Petugas Departemen Keuangan Belanda (1940-1942)
3. Pegawai Departemen Keuangan Jepang
4. Anggota Badan Pekerja KNIP (1945)
5. Wakil Menteri Keuangan (1946)
6. Menteri Keuangan (1946)
7. Menteri Kemakmuran (1947)
8. Perdana Menteri RI (1948)
9. Ketua Pemerintah Darurat RI (1948)
10. Wakil Perdana Menteri RI (1949)
11. Menteri Keuangan (1949-1950)
12. Gubernur Bank Sentral/Bank Indonesia (1951)
13. Anggota Dewan Pengawas Yayasan Pendidikan & Pembangunan Manajemen (PPM) (1958)
14. Pimpinan Masyumi (1960)
15. Anggota Pengurus Yayasan Al Azhar/Yayasan Pesantren Islam (1978)
16. Ketua Korps Mubalig Indonesia (1984-1989)

Ketua Pemerintah Darurat Republik Indonesia atau Presiden sementara Republik Indonesia

Masa jabatan : 19 Desember 1948 - 13 Juli 1949
Pendahulu : Soekarno
Pengganti : Soekarno
Lahir : 28 Februari 1911
Meninggal : 15 Februari 1989 (umur 77)
Suami/Istri : T. Halimah Syehabuddin Prawiranegara
Agama : Islam






Assaat presiden yg terlupakan

Assaat 


   presiden yg terlupakan





Mr. Assaat (18 September 1904 - 16 Juni 1976) adalah tokoh pejuang Indonesia, pemangku jabatan Presiden Republik Indonesia pada masa pemerintahan Republik Indonesia di Yogyakarta yang merupakan bagian dari Republik Indonesia Serikat (RIS).


Mr. Assaat dilahirkan di dusun pincuran landai kanagarian Kubang Putih Banuhampu adalah orang sumando Sungai Pua, menikah dengan Roesiah, wanita Sungai Pua di Rumah Gadang Kapalo Koto, yang telah meninggalkan beliau pada 12 Juni 1949, dengan dua orang putera dan seorang puteri.


Sekitar tahun 1946-1949, di
Jalan Malioboro, Yogyakarta, sering terlihat seorang berbadan kurus semampai berpakaian sederhana sesuai dengan irama revolusi. Terkadang ia berjalan kaki, kalau tidak bersepeda menelusuri Malioboro menuju ke kantor KNIP tempatnya bertugas. Orang ini tidak lain adalah Mr. Assaat, yang selalu menunjukkan sikap sederhana berwajah cerah di balik kulitnya yang kehitam-hitaman. Walaupun usianya saat itu baru 40 tahun, terlihat rambutnya mulai memutih. Kepalanya tidak pernah lepas dari peci beludru hitam.

Mungkin generasi muda sekarang kurang atau sedikit sekali mengenal perjuangan Mr. Assaat sebagai salah seorang patriot demokrat yang tidak kecil andilnya bagi menegakkan serta mempertahankan Republik Indonesia. Assaat adalah seorang yang setia memikul tanggung jawab, baik selama revolusi berlangsung hingga pada tahap akhir penyelesaian revolusi. Pada masa-masa kritis itu, Assaat tetap memperlihatkan dedikasi yang luar biasa.


Ia tetap berdiri pada posnya di KNIP, tanpa mengenal pamrih dan patah semangat. Sejak ia terpilih menjadi ketua KNIP, jabatan ini tidak pernah terlepas dari tangannya. Sampai kepadanya diserahkan tugas sebagai Penjabat Presiden RI di kota perjuangan di Yogyakarta.


Sebagai ilustrasi dapat dikemukakan, Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan Badan Pekerjanya selama revolusi sedang berkobar telah dua kali mengadakah hijrah. Pertama di Jakarta, dengan tempat bersidang di bekas Gedung Komedi (
kini Gedung Kesenian) di Pasar Baru dan di gedung Palang Merah Indonesia di Jl. Kramat Raya. Karena perjuangan bertambah hangat, demi kelanjutan Revolusi Indonesia, sekitar tahun 1945 KNIP dipindahkan ke Yogyakarta.

Kemudian pada tahun itu juga KNIP dan Badan Pekerja, pindah ke Purworejo, Jawa Tengah. Ketika situasi Purworejo dianggap kurang aman untuk kedua kalinya KNIP hijrah ke Yogyakarta. Pada saat inilah Mr. Assaat sebagai anggota sekretariatnya. Tidak lama berselang dia ditunjuk menjadi ketua KNIP beserta Badan Pekerjanya.



Diasingkan


Api revolusi mempertahankan proklamasi 17 Agustus 1945 terus menggelora. Belanda dengan kekuatan militernya melancarkan apa yang mereka namakan Agresi Militer II. Mr. Assaat ditangkap Belanda bersama Bung Karno dan Bung Hatta serta pemimpin Republik lainnya, kemudian di asingkan di Manumbing di Pulau Bangka.

Rambutnya bertambah putih, karena uban makin melebat sejak diasingkan di Manumbing dan Mr. Assaat mulai memelihara jenggot. Assaat bukan ahli pidato, dia tidak suka banyak bicara, tetapi segala pekerjaan bagi kepentingan perjuangan semua dapat diselesaikannya dengan baik, semua rahasia negara dipegang teguh, itulah sebabnya dia disenangi dan disegani oleh kawan dan lawan politiknya.


Ketika menjadi Penjabat Presiden, pers memberitakan tentang pribadinya, antara lain beliau tidak mau dipanggil Paduka Yang Mulia, cukup dengan panggilan Saudara Acting Presiden. Panggilan demikian memang agak canggung di zaman itu. Akhirnya Assaat bilang, panggil saja saya "Bung Presiden". Di sinilah letak kesederhanaan Assaat sebagai seorang pemimpin.


Hal itu tergambar pula dengan ketaatannya melaksanakan perintah agama, yang tak pernah meninggalkan shalat lima waktu. Dan dia termasuk seorang pemimpin yang sangat menghargai waktu, sama halnya dengan Bung Hatta.



Latar belakang Mr. Assaat


Assaat belajar di sekolah agama "Adabiah" dan MULO Padang, selanjutnya ke School tot Opleiding van Inlandsche Artsen Jakarta. Karena jiwanya tidak terpanggil menjadi seorang dokter, ditinggalkannya STOVIA dan melanjutkan ke AMS (SMU sekarang). Dari AMS, Assaat melajutkan studinya ke Rechts Hoge School (Sekolah Hakim Tinggi) juga di Jakarta.

Ketika menjadi mahasiswa RHS inilah, beliau memulai berkecimpung dalam gerakan kebangsaan, ialah gerakan pemuda dan politik. Masa saat itu Assaat giat dalam organisasi pemuda "Jong Sumatranen Bond". Karir politiknya makin menanjak lalu berhasil menduduki kursi anggota Pengurus Besar dari "Perhimpunan Pemuda Indonesia". Ketika Perhimpunan Pemuda Indonesia mempersatukan diri dalam "Indonesia Muda", ia terpilih mejadi Bendahara Komisaris Besar " Indonesia Muda".


Dalam kedudukannya sebagai mahasiswa, Assaat memasuki pula gerakan politik "Partai Indonesia" disingkat Partindo. Dalam partai ini, Assaat bergabung dengan pemimpin Partindo seperti: Adnan Kapau Gani, Adam Malik, Amir Sjarifoeddin dll.


Kegiatannya di bidang politik pergerakan kebangsaan, akhirnya tercium oleh profesornya dan pihak Belanda, sehingga dia tidak diluluskan walaupun setelah beberapa kali mengikuti ujian akhir. Tersinggung atas perlakuan demikian, gelora pemudanya makin bergejolak, dia putuskan meninggalkan Indonesia pergi ke Belanda. Di Belanda dia memperoleh gelar "Meester in de Rechten" (Mr) atau Sarjana Hukum.


Praktek Advokat


Sebagai seorang non kooperator terhadap penjajahan Belanda, sekembalinya ke tanah air di tahun 1939 Mr. Assaat berpraktek sebagai advokat hingga masuknya Jepang tahun 1942. Di zaman Jepang dia diangkat sebagai Camat Gambir, kemudian Wedana Mangga Besar di Jakarta.

Dalam sejarah perjuangannya ikut menegakkan Republik Proklamasi, beberapa catatan mengenai Assaat ialah: tahun 1946-1949 (Desember) menjadi Ketua BP-KNIP (Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat). Desember 1949 hingga Agustus 1950 menjadi Acting Presiden Republik Indonesia di Yogyakarta. Dengan terbentuknya RIS (Republik Indonesia Serikat), jabatannya sebagai Penjabat Presiden pada Agustus 1950 selesai, demikian juga jabatannya selaku ketua KNIP dan Badan Pekerjanya. Sebab pada bulan Agustus 1950 negara-negara bagian RIS melebur diri dalam Negara Kesatuan RI.


Selama memangku jabatan, Assaat menandatangani statuta pendirian Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta. "Menghilangkan Assaat dari realitas sejarah kepresidenan Republik Indonesia sama saja dengan tidak mengakui Universitas Gadjah Mada sebagai universitas negeri pertama yang didirikan oleh Republik Indonesia," ujar Bambang Purwanto dalam pidato pengukuhan sebagai guru besar UGM September 2004.


Setelah pindah ke Jakarta, Mr. Assaat menjadi anggota parlemen (DPR-RI), sampai ia duduk dalam Kabinet Natsir jadi Menteri Dalam Negeri September 1950 sampai Maret 1951. Kabinet Natsir bubar, kembali jadi anggota Parlemen, semenjak itulah Assaat kurang terdengar namanya dalam bidang politik.


Pada tahun 1955 namanya muncul lagi di permukaan, sebagai formatur Kabinet bersama Dr. Soekiman Wirjosandjojo dan Mr. Wilopo untuk mencalonkan Bung Hatta sebagai Perdana Menteri. Karena waktu itu terhembus angin politik begitu kencang, daerah-daerah kurang puas dengan beleid (kebijakan) pemerintahan Pusat. Daerah-daerah menyokong Bung Hatta, tetapi upaya tiga formatur tersebut menemui kegagalan, karena formal politis waktu itu, Parlemen menolaknya.


Menentang Komunis


Ketika Demokrasi Terpimpin dicetuskan Soekarno, Assaat sebagai demokrat dan orang Islam menentangnya. Secara pribadi Bung Karno tetap dihormatinya, tetapi yang ditentangnya politik Bung Karno yang seolah-olah memberi angin pada Partai Komunis Indonesia.

Mr. Assaat saat itu merasakan jiwanya terancam, karena Demokrasi Terpimpin adalah tak lain dari diktator terselubung, ia selalu diintip oleh intel serta orang-orang PKI. Kemudian dengan cara menyamar sebagai orang "akan berbelanja" bersama dengan keluarganya naik becak dari Jl. Teuku Umar ke Jl. Sabang, dari sana dilanjutkan dengan naik becak menuju Stasion Tanah Abang.


Mr. Assaat beserta keluarga berhasil menyeberang ke Sumatera. Dia berdiam beberapa hari di Palembang. Ketika itu Sumatra Selatan sudah dibentuk "Dewan Gajah" yang dipimpin oleh Letkol Barlian. Di Sumatra Barat Letkol Ahmad Husein membentuk "Dewan Banteng". Kol. Simbolon mendirikan "Dewan Gajah" di Sumatera Utara, sementara Kol. Sumual membangun "Dewan Manguni" di Sulawesi.


Akhirnya dewan-dewan tersebut bersatu menentang Sukarno yang telah diselimuti oleh PKI. Terbentuklah PRRI (Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia). Assaat yang ketika itu sudah tiba di Sumatera Barat bergabung dengan PRRI. Kemudian berkeliaran di hutan-hutan Sumatera, setelah Pemerintah Pusat menggempur kekuatan PRRI.


Upacara Kebesaran


Ketika berada di hutan-hutan Sumatera Barat dan Sumatera Utara, Mr. Assaat sudah merasa dirinya sering terserang sakit. Akhirnya dia ditangkap, dalam keadaan fisik lemah dan menjalani "hidup" di dalam penjara "Demokrasi Terpimpin" selama 4 tahun dari tahun 1962-1966. Ia baru keluar dari tahanan di Jakarta, setelah munculnya Orde Baru.

Pada tanggal 16 Juni 1976, Mr. Assaat meninggal dirumahnya yang sederhana di Warung Jati Jakarta Selatan. Mr. Assaat gelar Datuk Mudo diantar oleh teman-teman seperjuangannya, sahabat, handai tolan dan semua keluarganya, dia dihormati oleh negara dengan kebesaran militer.



Perdana menteri pertama Republik Indonesia atau Presiden Sementara Republik Indonesia

Masa jabatan : 27 Desember 1949 - 15 Agustus 1950
Pendahulu : Soekarno
Pengganti : Soekarno
Lahir : 18 September 1904 Dusun Pincuran Landai,kanagarian Kubang Putih, Banuhampu, Sumatera Barat, Indonesia
Meninggal : 16 Juni 1976 (umur 71)
Suami/Istri : Roesiah
Agama : Islam



Kereta Bawah Tanah Pertama Amerika

Kereta Bawah Tanah Pertama Amerika
Rahasia Kereta Bawah Tanah New York





Pada tahun 1904, sistem kereta bawah tanah modern New York secara resmi dibuka dan mengubah kota selamanya. Tapi apa yang kebanyakan orang tidak tahu adalah bahwa itu bukan kereta bawah tanah pertama.

Karena kemacetan yang mengerikan di Broadway, Alfred Ely Beach (pemilik muda dari majalah Scientific muda Amerika) disebut yang mempunyai ide - untuk membangun kereta api bawah tanah, yang menggunakan kipas raksasa untuk mendorong dan menyedot railcar mundur dan maju melalui terowongan.

Karena korupsi komisaris pekerjaan umum, William Tweed, Beach harus mendapatkan persetujuan untuk membangun terowongan itu dengan berpura-pura itu menjadi sebuah sistem pengiriman surat. Tweed (penghasilan yang sebagian besar berasal dari angkutan kota) tidak memveto permintaan.

Beach dan sekelompok kecil orang mulai menggali terowongan di bawah Broadway dalam gelap malam. Seluruh perusahaan dirahasiakan, sebagai kotoran tersembunyi di ruang bawah tanah sebuah gedung dibeli Beach untuk tujuan itu.Pekerjaan berjalan dengan baik, tapi sesaat sebelum mereka bisa menyelesaikan baris pertama mereka mendapat angin dan didukung publik.

Beach tim bekerja ekstra keras untuk menyelesaikan kereta bawah tanah, dan dengan gaya yang mewah mereka membuka untuk umum kereta api bawah tanah pada tanggal 1 Maret 1870. Dia memungut dua puluh lima sen per penumpang untuk perjalanan dari Warren Street ke Murray Street. Ini adalah sukses besar - membawa lebih dari 400.000 penumpang pada tahun pertama beroperasi.

Sayangnya Tweed sangat marah dan memveto ekstensi masa depan kereta bawah tanah. Tweed akhirnya dipenjara karena korupsi, dan izin diberikan untuk Beach untuk melanjutkan pekerjaan memperluas kereta bawah tanah, tapi sayangnya investor pribadi cepat menghilang, karena awal dari krisis ekonomi.

The subway was not completed and remained hidden under the city completely sealed up (complete with the luxury car and machinery) until it was subsumed into the present City Hall Station.

kereta bawah tanah itu tidak diselesaikan dan tetap tersembunyi di bawah kota benar-benar tertutup (lengkap dengan mobil mewah dan mesin) sampai ia dimasukkan ke City Hall Station sekarang. Berikut adalah rute kereta bawah tanah di Google Maps.

George de La Tour

George de La Tour
Master Yang Dilupakan





Georges de La Tour (13 Maret 1593, Vic-sur-Seille, Moselle - 30 Januari 1652, Luneville) adalah seorang pelukis, yang menghabiskan sebagian besar hidupnya bekerja di Kadipaten Lorraine, (yang diserap ke Prancis antara 1641 dan 1648,) selama hidupnya.

Ia melukis adegan kebanyakan agama diterangi oleh cahaya lilin. setelah berabad-abad ketidakjelasan anumerta, selama abad 20, ia menjadi salah satu yang paling sangat dihormati oleh seniman Baroque di Perancis abad ke-17.

Dalam hidupnya ia dikenal sebagai Pelukis untuk Raja (Perancis), dan dianggap sebagai salah satu seniman terbesar. Sangat sedikit dari karyanya bertahan dan alasan ketidakjelasannya tidak diketahui, namun berkat upaya Hermann Voss, seorang sarjana Jerman, pada tahun 1915 karyanya ditemukan kembali.

Joseph Warren

Joseph Warren
Bapak Revolusi




Joseph Warren (1741-1775 M) dianggap oleh banyak orang pada masanya sebagai arsitek sebenarnya dari Revolusi Amerika.

Dia adalah tokoh kunci dalam salah satu pihak yang paling terkenal dalam sejarah pesta teh.

ia menulis satu set ketetapan yang berfungsi sebagai cetak biru bagi pemerintah otonom Amerika yang pertama . Ia menyampaikan pidato yang memicu pertempuran pertama dari Perang Revolusi. Ia mengutus Paul Revere keluar di salah satu wahana sejarah yang paling terkenal.

Dia adalah pemimpin Patriot , sebelum Deklarasi Kemerdekaan, untuk mempertaruhkan nyawanya melawan Inggris pada Battlefield (Sandler 55). Dan, sungguh, ia telah banyak hilang dari sejarah. Ia dikelilingi oleh nama-nama yang sangat terkenal dari sejarah Kemerdekaan Amerika, namun namanya sendiri hampir tidak pernah kita dengar hari ini.

Menariknya, saudaranya juag menemukan Harvard Medical School, dan empat belas Nagara bagian di AS memiliki nama County Warren .

Gil Eanes

Gil Eanes
Passing Point of No Return






Nama Gil Eannes hampir ingatkan pada alat rumah tangga; juga adalah bahwa dari tempat yang terkait dengan penjelajah Portugis, Cape Bojador. Eannes juga tidak benar-benar menemukan tanjung ini: tempat itu telah diketahui selama bertahun-tahun.

Untuk penjelajah waktu Eannes's, Bojador mewakili sebuah penghalang unbreachable, titik yang tidak kembali, dan itu adalah pencapaian pahlawan ini enggan untuk lulus bahwa batas tak terlihat, tahun 1434.

Dengan demikian, dia membuka wilayah baru, tidak hanya di darat tetapi di dalam pikiran, dan dengan demikian dimungkinkan zaman keemasan eksplorasi Portugis, dengan segala kemuliaan dan kengerian.

Pada saat itu kebijaksanaan konvensional menyatakan bahwa Matahari paling panas di khatulistiwa. Jadi, bahkan jika sebuah kapal bisa melewati Cape Bojador, Matahari khatulistiwa akhirnya akan membakarnya menjadi bubuk.

Selanjutnya, kapal entah bagaimana berhasil melewati semua bahaya lainnya, awak akan paling karena bertemu monster yang tak terkatakan di wilayah sub-khatulistiwa yang dikenal sebagai Antipodes.

Dengan memiliki keberanian untuk mempertaruhkan nyawanya (akibatnya membuka dunia baru,) Eanes secara menjadi pelopor pada penjelajahan bangsa-bangsa eropa untuk masa - masa selanjutnya. Dia, juga akan disalahkan karena akan menjadi pelopor perkembangan masa - masa perbudakan di eropa

PESHTIGO

PESHTIGO
    Kebakaran Hutan





Kebanyakan orang membaca ini akan terbiasa dengan Great Chicago Fire yang menewaskan ratusan dan menghancurkan 4 mil persegi dari Chicago, Illinois.

Namun, kebanyakan orang tidak tahu bahwa pada hari yang sama api yang jauh lebih buruk terjadi, di Peshtigo, Wisconsin.8 Oktober 1871, Kebakaran di Peshtigo, Wisconsin, adalah kebakaran yang menyebabkan kematian paling banyak oleh api dalam sejarah Amerika Serikat.

Pada hari yang sama dengan Peshtigo dan kebakaran Chicago, kota Belanda dan Manistee, Michigan, di Danau Michigan, juga dibakar, dan nasib yang sama menimpa Port Huron di ujung selatan Danau Huron.

Pada saat itu berakhir, 1.875 mil persegi hutan telah dikonsumsi dan dua belas komunitas masyarakat hancur. Antara 1.200 dan 2.500 orang diperkirakan telah kehilangan kehidupan mereka.

Api itu begitu kuat itu melonjak beberapa mil di atas perairan Green Bay, dan bagian yang terbakar dari pintu Semenanjung , serta melompat ke Sungai Peshtigo sendiri untuk membakar di kedua sisi kota .

saksi melaporkan bahwa badai yang dihasilkan angin puting beliung yang melemparkan mobil rel dan rumah ke udara.

Banyak yang selamat dari badai yang melarikan diri dari api dengan membenamkan diri dalam Peshtigo Sungai, sumur, atau kubangan lain. namun Beberapa tenggelam sementara yang lain menyerah karena hipotermia di sungai dingin.

ZIRYAB


Ziryab (789-857 M) adalah seorang polymath Persia: seorang penyair, musisi, penyanyi, ahli kecantikan, perancang busana, selebriti, trendsetter, strategi, astronom, botanis, geografi dan mantan budak.

Kebanyakan orang tidak pernah mendengar tentang Ziryab, namun setidaknya dua inovasi nya tetap digunakan sampai hari ini: ia memperkenalkan gagasan tentang hidangan tiga (sup, hidangan utama, puding) dan ia memperkenalkan penggunaan kristal untuk gelas minum (sebelumnya logam merupakan bahan utama).

Dia memperkenalkan asparagus dan sayuran lainnya ke dalam masyarakat, dan membuat perubahan yang signifikan dan penambahan pada dunia musik. Dia memiliki banyak anak, yang semuanya menjadi musisi, dan menyebar warisannya seluruh Eropa. Dia mungkin bisa dianggap sebagai Bach kuno.

Daftar perubahan sosial Ziryab dibuat sangat besar - ia mempopulerkan rambut pendek dan cukur untuk pria, dan memakai pakaian yang berbeda berdasarkan musim.

Dia menciptakan pasta gigi rasa menyenangkan yang membantu kebersihan pribadi (dan umur panjang) di wilayah tersebut, dan juga menemukan sebuah deodoran ketiak. Dia juga mempromosikan mandi dua kali sehari.

KAPAL SULTANA


kapal uap Sultana adalah paddlewheeler Sungai Mississippi, hancur dalam sebuah ledakan pada tanggal 27 April 1865. Hal ini mengakibatkan bencana maritim terbesar dalam sejarah Amerika Serikat.Diperkirakan 1.800 dari 2.400 penumpang tewas ketika salah satu dari empat kapal boiler meledak, dan Sultana tenggelam tidak jauh dari Memphis, Tennessee.

Alasan bencana ini sebagian besar dilupakan oleh sejarah adalah karena terjadi segera setelah pembunuhan Presiden Abraham Lincoln, dan selama seminggu Perang Saudara.

Sebagian besar penumpang baru adalah tentara Union, terutama dari Ohio yang baru saja dibebaskan dari kamp penjara Konfederasi seperti Cahawba dan Andersonville.

Pemerintah AS telah mengontrak Sultana untuk mengangkut para mantan tahanan perang kembali ke rumah mereka. Penyebab ledakan adalah boiler bocor dan buruk dan belum diperbaiki.

Boiler (atau "boiler") meledak saat kapal melaju 7 sampai 9 mil ke utara Memphis pukul 2.00 pagi di sebuah ledakan dahsyat yang mengirim beberapa penumpang di dek ke dalam air dan menghancurkan sebagian kapal .

Batu Bara panas menyebar oleh ledakan segera mengubah superstruktur tersisa menjadi neraka, sorotan yang dapat dilihat di Memphis.

CAHOKIA


Cahokia Mounds State Historic Site adalah wilayah dimana kota kuno asli (abad 600-1400 M) dekat Collinsville, Illinois.

Ini adalah situs arkeologi terbesar terkait dengan budaya Mississippian, yang dikembangkan masyarakat maju di Amerika Utara tengah dan timur, dimulai lebih dari lima abad sebelum kedatangan orang Eropa.

Ini adalah National Historic Landmark dan situs yang ditujukan DALAM perlindungan negara. Selain itu, ini adalah salah satu dari hanya dua puluh Situs Warisan Dunia di wilayah Amerika Serikat. Ini adalah konstruksi tanah prasejarah terbesar di Amerika utara Meksiko. Hal ini juga rumah bagi struktur kayu yang muncul identik dengan fungsi Stonehenge.

Pada titik tinggi perkembangannya, Cahokia adalah kota terbesar di utara pusat kota Mesoamerika besar di Meksiko.

Walaupun itu menjadi rumah hanya dari 1.000 orang sebelum tahun 1050, penduduknya tumbuh eksplosif setelah tanggal tersebut. Arkeolog memperkirakan populasi kota di antara 8.000 dan 40.000 pada puncaknya, dengan lebih banyak orang yang tinggal di desa-desa pertanian terpencil yang menyediakan pusat kota utama.Pada 1250, penduduknya lebih besar dari London, Inggris.

Jika perkiraan populasi tertinggi benar, Cahokia lebih besar dibanding kota-kota berikutnya di Amerika Serikat, sampai sekitar tahun 1800, ketika populasi Philadelphia tumbuh melampaui 40.000.

HOUSE OF WISDOM



Rumah Kebijaksanaan adalah perpustakaan dan terjemahan lembaga di Abbassid-era Baghdad, Irak. Itu adalah institusi kunci dalam Gerakan penTerjemahan , dan dianggap telah menjadi pusat intelektual utama dari Zaman Keemasan Islam .

Rumah merupakan pusat tak tertandingi untuk studiKemanusiann dan bagi ilmu pengetahuan Islam, termasuk matematika Islam, astronomi Islam, kedokteran Islam, alkimia Islam dan kimia, zoologi dan geografi Islam.

Menjabarkan naskah Persia, India dan Yunani termasuk Pythagoras, Plato, Aristoteles, Hippocrates, Euclid, Plotinus, Galen, Sushruta, Charaka, Aryabhata dan-Brahmagupta para ulama mengakumulasi kumpulan pengetahuan yang terbesar di dunia, dan dibangun melalui penemuan mereka.

Seiring dengan semua perpustakaan lainnya di Baghdad, Rumah Kebijaksanaan dihancurkan selama invasi Mongol di Baghdad, pada tahun 1258. Dikatakan bahwa perairan Sungai Tigris menjadi hitam selama enam bulan karena tinta dari sejumlah besar buku yang dilemparkan ke dalam sungai.

Jumlah pengetahuan yang hilang tahun itu tidak dapat digambarkan. Hal ini bahkan lebih mengejutkan karena kebanyakan orang lebih tahu dengan penghancuran perpustakaan Alexandria, tapi sedikit yang tahu tentang hilangnya Rumah Ilmu Pengetahuan Terbesar di baghdad untuk era itu.